Sebenernya ini cerita udah lewat beberapa hari, atau bisa dibilang udah terhitung satu minggu yang lalu. Karena dilanda kesibukan, jadinya baru di posting hari ini **Sok sibuk yaa,,, hehehe. Tapi semoga ceritanya masih enak dibaca. Hee hee
Langsung aja yuuuk, simak ceritanya,,,,!!! ^__^
Duduk mengitari sebuah meja. Layaknya menghadiri sebuah Konferensi Meja Mundar di Den Haag, Belanda. Yang dihadiri oleh orang-orang penting sebagai perwakilan dari Indonesia dan negara sekutu demi membahas masalah pengembalian Irian Barat ke Indonesia.
Namun yang kami lakukan sekarang bukanlah dalam rangka menghadiri Konferensi Meja Mundar, melainkan melakukan Konferensi Meja Panjang yang isinya pun bukanlah orang-orang penting dan yang dibahas pun bukan pula hal-hal penting apalagi hal-hal yang menyangkut negara. **Maklum aja perkumpulan ini kadang-kadang bersifat konyol bahkan ajang narsis. Hee hee.
Suara Avril Lavigne tiba-tiba muncul di tengah-tengah obrolan kami yang penuh canda tawa. Tapi bukan Avril Lavigne beneran yang datang menghibur kami, melainkan hanya suara dering handphone yang berbunyi dari saku bajuku. Hee Hee
Ku lihat nama Hellen yang tertera pada saat itu. Ku jawab dan ku sapa dia. Tak lama kami mengobrol tiba-tiba salah satu teman kami bercerita dengan ekspresi yang lucu. Lantas, secara spontan aku tertawa terbahak-terbahak tanpa menghiraukan Hellen yang ada di seberang sana yang sedang meneleponku. Dan akhirnya telpon itu pun terputus dengan sendirinya tanpa ada alasan sedikitpun. Waaah, Hellen marah nih **pikirku dalam hati. Namun awalnya aku tak menghiraukan itu, karena pada saat dia menelepon, posisiku sedang bercanda gurau bersama rekan kerjaku. Dan aku pun juga tak berfikir untuk menjauh demi menjawab sebuah telepon. Yaa sudahlah mungkin nanti dia akan menelepon lagi **Pikirku lagi. Tetapi semua dugaanku meleset. Hellen tak lagi meneleponku dan aku pun juga tak meneleponnya.
Disela tidur siangku, suara Avril kembali terdengar. Kali ini bukan nama Hellen yang tertera, melainkan nama Ria yang ingin meneleponku. Dengan nada suara yang berat abis tidur, aku menjawab telepon Ria. Dia memberitahukan untuk melihat status facebook Hellen. Setelah aku liat status yang dia posting ternyata status itu dibuat tepat setelah helen meneleponku. Kok malah jadi tambah ribet ni masalahnya **pikirku dalam hati.
Entah kenapa, aku tak terlalu memikirkannya tetapi aku selalu memperhatikan status facebook yang di posting oleh Hellen yang seakan-akan mengarah kepadaku dan Ria, terlebih lagi kepadaku, karena aku merasa semua ini berawal dari telepon yang mati secara tiba-tiba denganku. Dan sekarang kami saling mendiamkannya.
Ria yang mulai tak senang dengan status Hellen yang sedikit selalu menyinggung, akhirnya dibalas oleh Ria.Yang dibuatnya di facebooknya sendiri untuk menyindir Hellen, dan aku pun juga ikut terlibat. Status-status facebook yang isinya sok bijak dengan tema persahabatan pun mulai kami panasi dengan berbagai macam bumbu untuk membuat panas mata Hellen yang melihatnya. Hahaha,,,, dan aku pun tertawa melihat komen-komen yang kami tulis di facebook yang isinya bener-bener sok bijak.
Tiga hari berlalu, kami didiamkan oleh Hellen tanpa alasan yang tidak logis. Tiba-tiba, usai ba'da magrib suara Avril lagi-lagi terdengar. Setelah ku lihat, ternyata Hellen yang meneleponku. Aku sempat ragu apakah telepon ini akan aku jawab ataukah akan ku biarkan berbunyi sampai suara Avril bener-bener membuatku bosan. Tanpa pikir panjang, langsung saja telepon Hellen aku jawab. Dengan suara yang biasa terdengar, dia pun menyapaku dengan santainya. Yang membuatku kaget setelah mendengar penjelasannya, ternyata sikap diam yang dilakukannya dan status facebook yang dibuatnya hanyalah sebuah taktik yang dia lakukan untuk mengelabui Ria, karena kami memang punya rencana untuk membuat Ria menangis di hari ulang tahunnya nanti. Namun kali ini ikut menjadi korban taktiknya yang tidak memberitahuku sebelumnya. Setelah aku tahu kalau semua ini hanyalah sebuah taktik. Aku pun mulai melaksanakan taktik tersebut lebih dalam lagi, seolah-olah aku ikut menjadi korban di dalamnya.
Tanggal 22 Mei 2013
Mulai dari siang sampai ke malam, Aku dan Ria kembali memantau status facebook yang Hellen posting. Kebetulan malam itu kami bertiga sama-sama online. Ria mengirimkan pesan di inbook ku untuk menggabungkan obrolan kami bertiga demi mendapatkan sebuah penjelasan dari diamnya Hellen. Aku pun memenuhi keinginan Ria. Dan kami bertiga pun mulai mengirimkan kata demi kata hingga menjadi kalimat yang penuh makna.
Dan inilah percakapan pertama kami bertiga,,, **Yang aku hanya berperan menjadi pembaca setia karena Ria sudah mewakili apa yang ingin aku katakan ,,, hehhehe
Hahahahaha,,,,
Jika kalian ada di posisiku sekarang mungkin kalian hanya tertawa, sama seperti yang aku lakukan setelah melihat kata-kata yang mereka kirimkan. Setelah semua percakapan itu selesai. Semua facebook dari kami bertiga langsung offline.
Jika kalian ada di posisiku sekarang mungkin kalian hanya tertawa, sama seperti yang aku lakukan setelah melihat kata-kata yang mereka kirimkan. Setelah semua percakapan itu selesai. Semua facebook dari kami bertiga langsung offline.
***
Tanggal 23 Mei 2013
Pagi ini aku dan Hellen ada jam mengajar di kelas masing-masing, sedangkan Ria tidak ada jam mengajar, tetapi dia tetap hadir pada saat itu. Keadaan aneh yang sangat berbeda dari biasanya kami alami. Seperti keadaan anak kecil yang sedang bermusuhan.
Sebelum jam istirahat berbunyi, Hellen pun bergegas pulang tanpa pamit kepada kami berdua **Yaa jelaslah, inikan untuk menyempurnakan akting,,, heheh. Melihat Hellen pulang tanpa pamit, Ria pun mulai merasa benci terhadap tingkah laku Hellen. Dan aku merasa kalau perkataan Ria benar-benar terjadi bisa tambah rumit taktik yang kami lakukan. Dengan cepat aku mengirimkan sebuah sms kepada Hellen, yang isinya menyuruh Hellen kembali ke sekolah untuk menyelasaikan semua akting ini. karena seperti yang aku katakan tadi, kalau Ria benar-benar sampai membenci tingkah laku Hellen, maka akan mempertambah rumit keadaan.
Setelah jam pulang berbunyi, aku memaksa Ria untuk ikut menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Sebuah tempat yang menjadi tempat tongkrongan kami dikala lapar mengundang siap menampung kami. Di sanalah kami mulai mencoba meminta pegakuan dan penjelasan dari Hellen mengenai tingkah lakunya yang serba aneh. Namun hampir satu jam lebih kami berada di sana dan makan pun hampir habis, permasalahan pun belum menampakkan titik terangnya. Dan Ria pun belum juga menetesan air matanya. Aku yang dari tadi menyenggol kaki Hellen dari bawah meja dengan tujuan agar Hellen memberikan penjelasan yang lebih menyentuh perasaan Ria.
Setelah transaksi pembayaran makanan yang kami makan selesai. Akhirnya Hellen mengambil kunci motor Ria dan kami diajak ke sebuah tempat yang mungkin Hellen punya pikiran untuk Ria bisa menitikkan air matanya. Selang beberapa menit, kami pun tiba di tempat yang telah Hellen tentukan. Disanalah hellen mulai mendesak Ria untuk menjawab semua pertanyaannya. Segala macam pertanyaan dan pengandaian-pengandaian pun telah Hellen sampaikan. Akhirnya Ria pun meneteskan air matanya di hadapan kami yang walaupun sedikit menutupinya dari kami. Setelah Ria menangis, kami mulai mengatakan tujuan kami kalau semua ini hanyalah sebuah akting yang ingin melihatmu meneteskan air mata. Dengan serentak aku dan Hellen mengatakan "Yeeee, Akhirnya Ria menangis". Meskipun sebenarnya tangisan ini berlangsung lebih cepat dari waktu yang ditentukan, tapi kami puas karena berhasil melihat air matanya yang sangat mahal **Itu sih Kata Ria,,, Hee hee
Setelah kejadian tangisan Ria berakhir, sikap dan tingkah laku kami bertiga di sekolah pun kembali seperti biasa tanpa ada yang saling mendiamkan. Seolah-olah tanpa permasalahan.
***
Tanggal 28 Mei 2013
Disaat pergantian tanggal dari tanggal 27 Mei 2013 menuju tanggal 28 Mei 2013, aku dan Hellen berencana mengucapkan Happy B'day via telepone. Tepat pukul 00.00 pada tanggal 28, aku dan Hellen menelepon Ria. Melalui via telepon yang kami konferensikan bertiga, kami mendengarkan suara berat dari Ria yang terbangun karena bunyi telepon dari kami berdua. Kami langsung mengucapkan Happy B'day kepada Ria dan kami memintanya untuk melakukan make a wish di hari ulang tahunnya. Dari suara yang kami dengar, kami merasa bahwa Ria sangat senang mendengarkan suara kami yang mengejutkan dia meskipun hanya melalui via telepon meskipun suara kami kadang terdengar cempreng,,, hahaha. Mesipun sudah larut malam pembicaran kami tetap bermutu dengan ide-ide cemerlang yang selalu datang silih berganti. Hingga sampai akhirnya telepon yang meyambungkan kami bertiga pun mati pada pukul 02.30 **Aku lupa tepatnya jam berapa. Dan kami pun ketiduran.
Siangnya, sepulang sekolah, kami pun meluncur ke rumah Rangga, dan di sanalah kami merayakan ulang tahun Ria dengan segala keseruan khas kami berempat.
***Happy B'day Ria***

Tidak ada komentar:
Posting Komentar