"Dalam mengatasi berbagai masalah
hendaknya berhati-hati dan
cermat, namun jangan berpikiran sempit"
Sinar matahari pagi menerobos celah jendela kamar, memaksaku untuk bangun dari tidur lelapku. Aku pun bergegas bangun, karena yang aku ingat ada satu tugas yang harus dilakukan pagi ini, yaitu mengambil uang di ATM. Awalnya aku ragu keluar rumah di pagi ini. Namun ibu terus menyuruhku mengambil uangnya di ATM. Apa boleh dikata, aku harus menuruti apa kata ibu. Secara aku anak tunggal yang ada di rumah sekarang, sedangkan kakak dan adik lagi sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di daerah orang alias "merantau". Kalau bukan aku, lalu siapa lagi yang akan disuruh oleh ibu,,,??
Dengan langkah kaki yang ragu aku pun langsung menuju pangkalan ojek, tempat dimana aku bisa menyater ojek untuk sekali pergi dan aku pun memanggil tukang ojek yang biasa aku tumpangi. Dan langsung menuju ke ATM salah satu Bank di kotaku. Lebih kurang dalam waktu sepuluh menit, aku pun tiba di ATM. Dengan segera aku berikan upah sesuai tarif sebagai jasa antar kepada tukang ojek.
Hanya dengan hitungan langkah, pintu ATM menyambut kedatanganku, lalu aku pun memasuki ruangan itu yang bertemankan mesin dan suasana sunyi ber-AC dengan aromanya yang sejuk. Dengan cepat kartu ATM milik ibu, ku keluarkan dari persembunyiannya. Dan langsung menyocokkan ke mesin ATM. Berbagai perintah dari mesin pun aku ikuti dengan seksama. Mulai dari pemilihan bahasa, nomor PIN, dan jumlah nominal uang yang akan aku ambil. Sesaat kemudian, entah apa yang terjadi. Tiba-tiba kartu ATM langsung tertarik ke dalam mesin ATM, padahal jumlah nominal uang yang akan diambil pun belum aku setujui. Sedangkan di luar ATM sudah ada orang yang antrean menunggu giliran memasuki ATM tersebut. Dengan santai aku pun keluar dan langsung memanggil tukang ojek untuk mengantarkanku ke Bank tempat pemilik si ATM.
***
Lebih kurang sepuluh menit, tibalah aku di Bank pemilik si ATM. Dengan sapaan yang sopan, satpam Bank pun menyapa dan menanyakan keperluanku.
"Selamat pagi Mbak,,,?" *Ucap satpam menyapa sambil membukakan pintu.
"Selamat pagi Pak...!"
"Ada yang bisa saya bantu Mbak,,,?" *Tanya satpam sekenanya padaku.
"Begini Pak, saya mau lapor, bahwa kartu ATM saya tiba-tiba tertarik oleh mesin ATM".
"Kapan kejadiannya Mbak,,,?" *Tanya satpam lebih detil.
"Kejadiannya baru beberapa menit yang lalu".
"Ooo, kalau begitu ini nomor antrean Mbak, dan silahkan Mbak tunggu sebentar di lobi, setelah ini nomor antrean Mbak akan dipanggil dan Mbak langsung menuju ke operator pelayanan".*Ucap satpam mencoba menjelaskan.
"Baiklah, terima kasih Pak".
***
Setelah nomor antrean itu diberikan oleh satpam, aku pun mengikuti saran darinya untuk menunggu di lobi sampai nomor antreanku dipanggil. Hampir dua puluh menit aku duduk di lobi. Namun nomor antreanku belum juga dipanggil. Aku pun sadar karena di bagian pelayanan masih ada orang yang harus dilayani oleh pegawainya. Tak lama kemudian terdengar suara komputer memanggil "Antrean nomor 750", dengan cepat aku pun beranjak dari lobi dan segera ku hampiri pegawainya.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu Mbak,,,?" *Sapaan sopan dan lembut dari pegawai Bank
"Iya, selamat pagi Mas."
"Begini Mas, saya mau lapor, bahwa kartu ATM ibu saya tiba-tiba tertarik oleh mesin ATM di daerah pasar. Lalu bagaimana solusi yang bisa dilakukan, agar ATMnya kembali lagi,,,?"
"Oooo,,,!.
"Baiklah, kalau begitu siapa nama Mbak,,,?? nama pemilik ATM,,,?? alamat tempat tinggal,,,??" *Dengan menggerakkan jari di keyboard komputer dia pun mulai mengintrogasi dan memeriksa data para nasabah.
"Aku pun mulai menjawab semua pertanyaan yang dia lontarkan".
"Begini ya Mbak,,, masalah ATM yang sudah tertarik oleh mesin ATM tidak bisa di ambil sekarang. Karena pegawai Bank yang bertugas memeriksa dan mengisi mesin ATM selalu beroperasi setiap sore hari, jadi sebaiknya besok Mbak datang kembali ke sini dengan membawa buku tabungan, tanda pengenal (KTP), dan pemilik tabungan yang bersangkutan". *Pegawai Bank mulai menjelaskan dan memberikan solusinya
"Ooo, jadi tidak bisa diambil sekarang ya Mas,,,?? *Mencoba memastikan lagi
"Iya Mbak,,,!" *Jawab pegawai Bank
"Baiklah, besok saya akan kembali datang kesini dan membawa persyaratannya".
"Ya Mbak, masih ada yang bisa saya bantu Mbak,,,?.
"Tidak Mas, terima kasih atas bantuannya,,,!"
"Terima kasih Mbak,,,!"
"Iya, sama-sama,,,!"
"Terima kasih atas kunjungannya dan selamat siang Mbak". *Sapaan satpam pun kembali terdengar
"Iya, sama-sama".
Setelah diberi penjelasan yang cukup mendetil, aku pun segera keluar dan pulang. Dengan ojek yang berbeda aku menyusuri jalan menuju rumah. Kurang lebih lima belas menit, ojek pun telah sampai di depan rumah. Dan kuberikan lagi upah sesuai tarif sebagai jasa antar tukang ojek.
***
Setibanya aku di rumah, ibu pun langsung menanyakan apakah uangnya bisa diambil,,,??. Lalu aku mulai menjelaskan apa yang telah terjadi dan kualami. Ibu terdiam sejenak ketika mendengarkan ceritaku. Kemudian setelah apa yang aku alami pagi ini telah aku ceritakan, ibu mulai mengerti dan memutuskan untuk kembali datang ke Bank esok hari. Dan suasana rumah pagi ini langsung hening sesaat.
Tiba-tiba spontan mulutku bicara dengan ibu untuk menghubungi dan minta bantuan kepada teman ibu yang bekerja di Bank tersebut.
"Coba ibu hubungi Pak Wahyu". *Ucapku spontan
"Untuk apa,,,?" *Ibu pun masih bingung atas usulanku
"Yaa, kita coba tanya, siapa tau dia punya solusi dan bisa bantu sekarang. Jadi tidak perlu menunggu besok".
Ibu langsung mengambil handphonenya dan mencari nomor operator Bank tersebut dan meminta untuk disambungkan kepada Pak Wahyu. Tak lama kemudian nada suara kereta api pun berbunyi.
Tut,,, Tut,,, Tut,,,
"Selamat pagi, Bank ****** disini bisa dibantu,,,?" *Pegawai Bank menyapa dengan ramah
"Selamat pagi Mbak, bisa tolong disambungkan dengan Pak Wahyu,,,?"
"Maaf ibu, ini dengan ibu siapa,,,?" *Pegawai Bank pun kembali bertanya
"Saya Ibu Rita, salah satu nasabah Bank anda".
"Baiklah Ibu, tunggu sebentar, segera saya sambungkan". *Pegawai Bank meyakinkan ibu
"Terima kasih".
**
"Hallo".
"Selamat pagi".
"Dengan Pak Wahyu di sini". *Pak Wahyu mulai menyapa
"Maaf pak mengganggu, ini saya Ibu Rita".
"Saya mau tanya".
"Iya, ibu, ada apa,,,?"
"Begini, tadi anak saya pergi ke ATM, tapi tiba-tiba ATMnya langsung tertarik ke dalam mesin ATM. Dan tadi dia juga sudah melapor kepada pegawai bagian pelayanan dan pegawainya bilang untuk datang kembali besok dengan membawa persyaratannya".
"Apakah tidak masalah ATMnya masih di dalam mesin itu,,,? Dan anak saya pun tidak diberi surat tanda bahwa anak saya sudah melapor."
"Apakah pada saat anak ibu melapor tidak diminta nomor handphone sebagai bukti sudah melapor,,,?"
"Tidak pak".
"Baiklah kalau begitu tolong sebutkan nomor handphone ibu".
"Ini nomor handphone saya ************
"Baiklah saya segera menuju ATM dimana ATM ibu tertarik".
"Terima kasih pak".
"Iya, sama-sama ibu".
Percakapan ibu dengan Pak Wahyu pun selesai. Sekitar lima belas menit percakapan selesai, ibu kembali menelpon operator Bank ****** untuk menanyakan kembali kelanjutan dari obrolannya dengan Pak Wahyu.
Tut,,, Tut,,, Tut,,,
"Selamat pagi, dengan Bank ****** di sini bisa dibantu,,,?" *Terdengar pegawai Bank menyapa
dengan ramah
"Selamat pagi Mbak, ini Ibu Rita yang tadi menelpon".
"Oo iya ibu, tadi Pak Wahyu pesan, beliau sudah menuju ke ATM bersama petugas Bank dan membawa kunci brankas mesin ATM untuk mengambil ATM ibu".
"Terima kasih ya Mbak,,,?"
"Iya Ibu, sama-sama".
Suara di telepon pun terputus, dan aku pun mulai menanyakan kepada ibu bagaimana kelanjutan dan apa solusi yang akan diberikan pihak Bank. Ibu mulai menceritakan apa solusi yang akan diberikan oleh pihak Bank. Aku pun merasa tenang setelah mendengar bahwa pihak Bank khususnya Pak Wahyu akan membantu mengambil ATM itu tanpa harus menunggu hari esok.
Handphone ibu pun kembali berdering. Ternyata suara Pak Wahyu yang ada di seberang sana. Beliau menyuruh ibu untuk datang ke ATM yang tadi aku kunjungi. Aku dan ibu langsung menuju ke ATM tersebut. Di sana sudah terlihat ada dua orang laki-laki yang berdiri di depan pintu ATM. Yang satu sudah terlihat kalau beliau sudah tua dan satunya lagi masih sangat muda. Dengan senyum ibu menghampiri mereka yang diikuti juga denganku. Ibu langsung menyapa kedua laki-laki itu. Aku hanya diam dan tersenyum mendengar percakapan ibu dengan mereka. Kemudian Aku, Ibu dan Pak Wahyu memasuki ATM kembali dan mencoba ulang, sedangkan petugas Bank yang satunya menunggu di luar. Disanalah Pak Wahyu mulai mengintrogasiku bagaimana ATMnya bisa tertarik oleh mesin ATM. Setelah aku mencoba ulang ternyata ATMnya masih diblokir oleh operator setelah aku melapor ke bagian pelayanan Bank. Akhirnya Pak Wahyu mengajak ibu dan aku untuk melapor kembali ke operator pelayanan agar pemblokiran ATM bisa digunakan seperti semula. Dan kami pun kembali ke Bank.
Pintu Bank pun kembali dibuka dengan sapaan ramah seorang satpam yang tak pernah bosan menyapa semua nasabah Bank yang datang. Ibu dan Pak Wahyu langsung menuju operator pelayanan nasabah, sedangkan aku hanya melihat dan mendengar pembicaraan mereka yang samar-samar terdengar.
Sambil memperhatikan mereka bicara. Dalam hati pun aku juga bicara. Aku yang awalnya mengira Pak Wahyu adalah laki-laki yang sudah cukup tua. Ternyata dugaanku salah, beliau bukanlah Pak Wahyu, tetapi laki-laki yang satunyalah yang bernama Pak Wahyu. Pak Wahyu adalah seorang laki-laki yang masih terlihat sangat muda, seorang pegawai Bank****** yang baru 2 tahun ini di pindahkan di Bank****** cabang di kotaku. Beliau bukanlah pegawai Bank dibagian Teller ataupun di bagian pelayanan para nasabah. Tetapi beliau menduduki posisi yang lumayan tinggi di atas teller yaitu di bagian pencairan dana. Beliau adalah orang yang membantu ibu dalam melakukan pencairan dana yang pernah ibu usulkan kepada pihak Bank.
Dan akhirnya pembicaraan mereka pun selesai dan itu juga pertanda bahwa semua permasalahan yang menimpaku hari ini terselesaikan tanpa harus menunggu hari esok. Semua ini mampu diselesaikan dengan cepat atas bantuan Pak Wahyu. Ucapan terima kasih kami ucapkan secara bergantian kepada beliau. Beliau pun membalasnya dengan ucapan yang sama dan disertai dengan senyuman manis. Kemudian beliau pun berlalu menuju ke dalam Bank dan mulai melakukan aktivitas yang sempat tercancle demi membatu permasalahan kami. Aku dan ibu merasa lega dengan semua ini. Kami berdua pun pulang menuju rumah dengan perasaan senang.
Sekali lagi aku ucapkan dalam hati "Terima Kasih Pak Wahyu cakep yang baik"
**Aku menjulukinya sebagai Pak Cakep yang baik......... ^__^
****T A M A T****
ihiww,,,, ^_^
BalasHapusyohaaa,,,, ^__^
Hapus